Ada sebagian orang memang menginginkan memiliki tubuh atletis bak binaragawan, berotot, dan besar. Jika Anda melihat tubuh para aktor di film laga pasti merasa kagum dengan otot yang mereka tontolkan. Memang sejak lama tubuh berotot menjadi ikon kejantanan. Sehingga banyak pula para kaum pria yang menginginkan tubuh berotot. Bahkan ada pula wanita yang tertarik memiliki tubuh meskipun jarang.
Sponsor: cream pemutih wajah
Dari keinginan tersebut, berbondong para pria pergi ke pusat kebugaran hingga mengkonsumsi makanan tinggi protein. Ada yang sengaja mengkonsumsi minuman susu pembentuk otot, mengurangi karbohidrat hingga mengkonsumsi telur dalam jumlah banyak dalam sehari. Karena mereka pun percaya bahwa mengkonsumsi asupan protein tinggi dapat meningkatkan masa otot. Melihat porsi makanan yang disajikan, apa benar tubuh berotot ala binaragawan memang lebih sehat dari orang biasa?
Pentingnya membentuk otot memang sangat dianjurkan, sebab otot adalah bagian penting dalam menciptakan energi tubuh untuk berjalan dan melakukan hal lainnya. Semakin baik masa otot dan terlatihnya masa otot tersebut, maka semakin maksimal metabolisme tubuh. Begitulah kata para pakar kesehatan dan kebugaran. Selain melatih kekuatan otot, menjaga asupan gizi untuk tubuh juga penting.
Sayangnya, opsesi untuk memiliki tubuh atletis ala binaragawan dijadikan hal yang berlebihan bagi sebagian orang. Ada yang melakukan bentuk latihan secara berlebihan hingga memilih makanan tertentu saja. Atau kadang mengkonsumsi secara berlebihan. Padalah membentuk otot secara berlebihan justru tidak baik untuk tubuh dan bisa mengalami gangguan dismorfia otot.
Dismorfia otot merupakan gangguan yang dialami pada psikologis seseorang sehingga membuatnya kecanduan. Akibat kecanduan tersebut para binaraga rutin melakukan latihan ekstra dan keras demi tubuh kekar dan berotot. Tantangan lainnya adalah mereka berani melakukan diet khusus secara ketat misalnya menghindari makanan berkarbo.
Beberapa ciri penderita dismorfia otot sering ditemukan pada 10% binaragawan di seluruh dunia. Cirinya bisa kita lihat seperti melakukan olahraga secara terus-menerus, panik dan stress saat tidak melakukan olahraga, olahraga meski sakit dan cidera, gangguan makan, kecanduan steroid, sering bercermin, senang membandingkan tubuh dengan orang lain serta tidak merasa PD dengan tubuh yang sudah dianggap ideal.
Sementara dampak yang bisa diakibatkan adalah gangguan kesehatan salah satunya penyakit jantung. Menurt jurnal Cardiology, melakukan angkat beban secara berlebihan berisiko terjadinya pembuluh darah aorta akan robek. Aorta sendiri adalah arteri utama yang mengalirkan darah dari jantung dan bila terjadi gangguan maka menyebabkan kematian. Selain itu mereka teropsesi menjalankan diet dengan membatasi kalori dan lemak. Aktifitas yang berlebihan juga akan menurunkan kadar gula sehingga membuat tubuh kehilangan kesadaran.
Gejala yang sering ada seperti kecanduan steroid akan berisiko terganggunya hormon, stroke, jantung, dan kanker hati. Jadi bila ada Anda atau orang lain mengalami kecanduan seperti ini lebih baik cari bantuan dengan menghubungi dokter atau ahli gizi atau psikolog.