Nama Tulus di industri musik Indonesia bisa dibilang menjadi sebuah fenomena tersendiri. Hal tersebut tidak lepas karena bisa dibilang dia adalah pionir dari musisi yang berangkat dari jalur independen namun namanya bisa dikenal begitu luas seperti sekarang. Seperti yang diketahui sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa para musisi yang berdiri di bendera independen sulit sekali untuk bisa menembus pasar musik konvensional. Sehingga membuat namanya hanya dikenal oleh individu segelintir saja. Namun lain cerita dengan Tulus yang meskipun memilih jalur independen untuk bermusik namun nyatanya namanya tetap dikenal luas oleh banyak pihak. Tulus sendiri mengawali karirnya tak ubahnya penyanyi-penyanyi lainnya yaitu mulai membentuk sebuah band. Namun umur dari band tersebut tidaklah panjang hingga kemudian Tulus memutuskan untuk bersolo karir. Dan ternyata lampu sorot lebih banyak didapatkan ketika Tulus menjadi seorang penyanyi tunggal. Hal tersebut tentunya tidak lepas karena karya-karya yang ditawarkan oleh Tulus itu sendiri. Dimana karyanya dikenal karena bukan hanya semata indah maupun merdu namun juga keunikan yang dimilikinya. Seperti yang diketahui keunikan karya yang dimiliki Tulus bisa dilihat dari judul lagunya yang tak biasa, diksi pada liriknya yang kompleks dan puitis hingga tema yang seringkali tidak terpikirkan oleh orang lain. Sehingga tidak heran apabila keunikan tersebut membuatnya dikenal luas dari begitu banyaknya penyanyi yang ingin tampil seragam. Dengan tiga album yang sudah dikeluarkan pamor dari seorang Tulus makin dikenal luas oleh berbagai pihak. Untuk bisa mengenal lebih dalam lagi akan karya-karyanya, berikut ini review 3 album dari Tulus.
sponsor: produk pemutih wajah.
- Tulus (Self Titled)
Album pertama yang dirilis pada tahun 2011 ini seakan menjadi penanda karir bermusik dari Tulus yang baru saja dimulai. Tak ubahnya sebuah titik nol maka album pertama ini dibuat dengan banyak perjuangan. Diawali dengan banyaknya penolakan yang dialami ketika Tulus menawarkan album ini pada label rekaman. Hingga kemudian, Tulus memutuskan untuk memproduksi album ini seorang diri atau independen. Diawali dengan jumlah produksi yang bisa dihitung akhirnya gaung dari album ini mulai terdengar perlahan demi perlahan. Sesuatu yang secara tidak langsung juga mulai menaikan nama Tulus. Bisa dibilang percepatan yang dimiliki oleh album ini tidak lepas karena berbagai lampu sorot media khususnya musik pada album ini. Banyak media yang menuliskannya bahwa album ini menawarkan sesuatu yang beda pada genre musik yang semakin berebut untuk bisa seragam agar bisa diterima oleh masyarakat. Album ini sendiri menawarkan beberapa lagunya untuk bisa menjadi single. Sebut saja seperti Sewindu, Teman Hidup hingga Tuan Nona Kesepian. Dimana semua lagu tersebut membuat karir bermusik dari Tulus semakin mendapatkan lampu sorot yang sesungguhnya.
- Gajah
Meski album pertama bisa dibilang dapat diterima dengan baik namun tidak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut masih terbatas. Yakni hanya diterima oleh mereka yang memang mencintai musik independen atau tidak fanatik terhadap genre musik populer. Barulah pada album keduanya yang bertajuk Gajah, nama Tulus semakin menyebar luas. Yang tadinya hanya dikenal oleh kalangan yang mencintai musik independen hingga mereka yang mencintai musik populer. Hal tersebut tentunya tidak bisa lepas karena Tulus berhasil menggabungkan antara musik yang idealis dengan tema yang tetap bisa diterima oleh masyarakat banyak. Sehingga membuatnya dapat diterima oleh berbagai kalangan. Lagu-lagu seperti Sepatu, Gajah, Jangan Cintai Aku Apa Adanya hingga Baru membuat namanya sebagai musisi mulai diakui banyak pihak. Terutama dalam kecerdikannya menulis berbagai lirik yang tidak biasa sekaligus puitis. Sesuatu yang lantas membuatnya menjadi mudah dikenali dari berbagai musisi lainnya. Tidak berhenti sampai disitu saja, Album Gajah memberikan manfaatnya. Karena berikutnya sekaligus yang paling utama adalah ketika lagu-lagu pada album tersebut mampu memberikan enam penghargaan Anugerah Music Indonesia pada seorang Tulus. Jumlah penghargaan yang tentunya tidak sedikit. Apalagi enam penghargaan tersebut berasal dari AMI yang diketahui sebagai penghargaan tertinggi bagi musisi tanah air. Album Gajah sendiri dirilis pada tahun 2014 yang lalu.
- Monokrom
Seakan tak puas pada dua albumnya, Tulus kembali meneguhkan jati dirinya sebagai musisi yang tak sembarangan menelurkan karyanya. Berikutnya hal tersebut dapat terlihat dari album terbarunya yaitu Monokrom. Keseriusan dan kesungguhan tersebut dapat terlihat dari proses string section dari album ini yang harus dilakukan di Republik Ceko lebih tepatnya Praha. Hal tersebut dilakukan demi mendapatkan instrument musik yang bukan hanya bagus namun juga sempurna seperti yang diinginkan. Hal tersebut tidak menjadi sia-sia. Karena seperti kedua album sebelumnya, album ketiga ini juga dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Hal tersebut dapat terlihat dari lagu-lagu pada album Monokrom yang memenuhi berbagai chart di radio Indonesia. Sebut saja seperti Pamit, Ruang Sendiri maupun Monokrom. Bahkan yang paling terbaru adalah Album Monokrom yang juga kemudian membuat Tulus memiliki kesempatan untuk melakukan pagelaran musik di Jepang.
Di tengah begitu banyaknya selebriti yang sibuk menciptakan sensasi daripada karya maka apa yang dilakukan oleh Tulus bisa menjadi kebalikannya. Bahwa dia tetap berkarya dan selalu memberikan yang terbaik dari apa yang dimiliki.