Eka Tjipta Widjaja pebisnis sukses pendiri Sinar Mas Group adalah salah satu pebisnis yang bisa menginspirasi pebisnis muda lainnya termasuk Anda. Bagiamana tidak, meskipun dengan keterbatasan, dirinya berhasil mengembangkan bisnis dan tercatat sebagai orang terkaya di Indonesia. Selain itu, banyak kisah menarik, positif sekaligus inspiratif bisa kita ambil untuk dijadikan bekal dalam berkarir.
Sponsor: cream pemutih wajah
Eka Tjipta Widjaja dikenal sebagai pengusaha yang gigih berkat keuletannya. Pria kelahiran Tiongkok ini pindah ke Indonesia pada tahun 1932 disaat usianya masih 9 tahun. Kota pertama yang jadi tempat singgahnya adalah Makassar, Sulawesi. Sewaktu kecil, keluarganya memiliki hutang pada renternir dengan bunga yang besar padahal dari segi ekonomi, keluarganya tergolong keluarga yang sederhana.
Meski kondisi ekonomi keluarga serba kekurangan, akhirnya Eka harus merelakan pendidikannya dan hanya sampai sekolah dasar. Demi membantu orang tuannya melunasi hutangnya, maka ia rela berjualan kelontong sambil berkeliling dengan sepeda ontel.
Awal mula Eka berbisnis yaitu pada saat usianya menginjak 15 tahun. Dengan modal seadanya, ia mulai berjualan gula dan biscuit dengan membeli secara grosir lalu dijualnya kembali secara eceran. Tak hanya disitu, ia pun mulai mencoba berjualan segala macam usaha seperti minya kelapa dengan modal 4000 kaleng. Dan dari hasil berbisnisnya, ia pun mendapatkan keuntungan yang lumayan sehingga dapat membantu mencicil hutang.
Dari situlah, insting berbisnis Eka mula tampak meski di kemudian hari bisnisnya pernah mengalami kegagalan karena harus membayar pajak yang cukup besar karena ditetapkan oleh Jepang saat menjajah Indonesia. Meskipun begitu, Eka tidak pernah menyerah dan dirinya kembali menjalankan bisnis dengan beralih ke usaha industry rumahan yaitu kembang gula. Dari bisnis inilah, akhirnya Eka mampu mengumpulakn investasi tanah sedikit demi sedikit. Lama-kelamaan, bisnisnya mulai tumbuh dan berkembang cepat. Tak hanya menjalankan toko grosir, Eka mencoba peruntukan dengan menjadi rekanan CIAD (Corp Intendands Angkatan Darat/TNI) hingga menjadi pedagang kopra. Meski pada akhirnya Jepang mengeluarkan kebijakan monopoli kopra yang akhirnya kembali mengentikan bisnisnya.
Tekatnya yang kuat tak membuatnya surut, dirinya kembali menjajal bisnis usaha leveransir dan aneka kebutuhan lainnya meski pada akhirnya bangkrut pada 1950 karena dagangannya dirampas oleh pemberontak. Tahun-tahun telah berlalu, dan tepat pada 1980, Eka Tjipta memutuskan pindah ke Riau lalu membeli sebidang kepun kelapa sawit seluas 10 ribu hektar lengkap dengan mesin dan pabrik yang bisa memuat sampai 60 ribu ton kelapa sawit.
Saat bisnis barunya berkembang, Eka akhirnya memutuskan untuk menambah bisnis dengan membeli kebun dan pabrik teh seluas 1000 hektar. Kesuksesan yang telah diraih tak membuatnya merasa puas yang akhirnya mengantarkan dirinya melirik bisnis yang bergerak di bidang perbankan. Akhirnya Eka berani membeli Bank Internasional Indonesia (BII) yang asetnya mencapai 13 milyar rupiah dan berhasil mengembangkan cabang dengan asset mencapai 9.2 trilliun rupiah.
Terakhir, imperium bisnis Eka makin nyata saat ia mendirikan pabrik kertas PT Tjiwi Kimia yang bisa memproduksi 700 ribu pulp dan kertas hingga 650 ribu per tahun. Eka Tjipta Widjaja akhirnya tercatat sebagai pebisnis terkaya pemilik Sinar Mas Group sekaligus orang yang mampu menginspirasi berkat ketekunannya.