Tanpa terasa kita kembali dipertemukan dengan bulan ramadhan. Bulan suci nan mulia bagi seluru umat islam. Diantara 11 bulan lainnya memang bulan ramadhan terasa sangat istimewa. Selain menjadi bukan yang disebut-sebut sebagai ladang mencari pahala karena di bulan inilah amal perbuatan manusia dijanjikan akan dilipat gandakan, di bulan ini pula umat islam akan menjalankan ibadah puasa sebagai ibadah yang utama. Selain itu ada pula ibadah-ibadah sunnah lainnya seperti tadarus di malam hari, shalat tarawih berjamaan di musholah dan masjid. Aktiftas seperti sahur dan juga buka puasa menjadi moment yang begitu indah untuk dikenang. Saking banyaknya hal-hal yang bikin kangen dari ramadhan, membuat setiap orang selalu menantikan momen ini di sepanjang tahun.
Berbagai moment istiewa yang hanya dapat dirasakan selama bulan suci ramadhan membuat siapapun akan mengenangnya dengan indah. Kenangan-kenangan indah tersebut merasuk ke dalam jiwa. Meskipun waktu telah berlalu dan tanpa terasa membuat kita semakin menua tetap saja kita tidak akan pernah bisa melupakan kenangan bulan ramadhan semasa kita masih kanak-kanak dulu. Lantas, apa sajakah hal-al yang bikin kangen dari bulan ramadhan?
Buka puasa bersama keluarga dan sahabat tercinta
Hal yang paling umum akan terjadi di bulan ramadhan adalah buka bersama dengan keluarga. Rupanya kegiatan ini menjadi salah satu hal yang ngangenin dari bulan ramadhan. Kita pasti pernah mengalami kejadian ketika Magrib tinggal 30 mnit lagi, dan ibu kita tengah menyiapkan makanan dan minuman berbuka di dapur. Diam-diam kita pergi ke dapur untuk melihat minuman apa yang nanti akan tersaji untuk buka puasa. Dan meskipun waktu berbuka masih 30 menit lagi, gelas sudah berada di tangan kita erat, seakan tak sabar menunggu waktu untuk berbuka. Dan ketika adzan magrib berkumandang, kita dapat makan bersama dengan keluarga.
Meskipun kini mungkin kita telah beranjak dewasa, dan tak lagi dapat menikmati berbuka bersama orang tua dan saudara kita, namun kenangan indahnya berbuka bersama keluarga tidak dapat tergantikan. Rasanya ingin sekali kita mengulang waktu, hingga dapat berbuka puasa bersama keluarga meski hanya sekali saja.
Namun keluarga yang mungkin telah pergi mendahului kita dapat tergantikan dengan kehadiran para sahabat tercinta. Ya, momen ramadhan seringkali menjadi moment berkumpulnya sahabat-sahabat yang telah terpisah karena karir masing-masing. Mengadakan buka puasa bersama sambil reuni dan bercengkerama.
Suara anak-anak kecil membangunkan sahur
Selain kenangan berbukan bersama keluarga, suara anak-anak kecil yang sedang membangunkan sahur menjadi salah satu hal yang membuat kita selalu kangen dengan bulan ramadhan. Bahkan mungkin kita pernah menjadi salah satu anak yang turut dalam rombongan tersebut berkeliling kampung sambil memukul-mukul perkakas rumah tangga sebagai alat musiknya. Ada kaleng, jerigen, panci, penggorengan dan sebagainya. Tak lupa sambil berteriak sahuuuur… sahuuuur… meskipun kedinginan karena harus mengelilingi kampung pukul 3 pagi, namun kala itu semangat serta keseruannya membuat kita ketagihan untuk terus melakukannya. Bagi kita kala itu, momen ramadhan adalah moment dimana kita bikin gaduh dini hari dan tidak ada yang melarang kita. nah namun kini di beberapa tempat khususnya perkotaan, tradisi membangunkan orang shaur mulai tergerus. Jangankan membangunkan orang sahur, anak-anak justru susah dibangunkan sahur oleh ibunya masing-masing. Terkadang ketika kita tengah sahur, kita seringkali kangen mendengar teriakan anak-anak kecil membangunkan sahur.
Berburu tanda tangan pak ustadz
Nah yang satu ini pasti tidak asing lagi bagi anak-anak khususnya yang kelahiran tahun 90an sampai 2000an. Yup, berburu tanda tangan pak ustadz. Di masa tahun 90an sampai dnegan 2000an, telah masuk ke dalam kurikulum pendidikan sekolah dasar bahwa setiap siswanya diwajibkan mengisi buku kegiatan selama bulan ramadhan. Buku tersebt berisikan ceklist puasa setiap harinya, ceklist sholat wajib 5 kali dalam sehari, sholat tarawih lengkap dengan kolom tanda tangan imam sholat, hingga tadarus. Setiap hari siswa wajib mengisi buku tersebut disertai dengan tanda tangan pak ustadz di kampung sebagai saksi.
Oleh karena itu, pemandangan buku kegiatan ramadhan terselip di sarung yang dikenakan anak-anak menjadi pemandangan yang tidak asing lagi ketika shalat tarawih tiba. Dan usai shalat tarawih mereka berebut menuju imam shalat dan meminta tanda tangannya. Meski cukup ribet karena kemana-mana harus membawa buku tersebut, namun seru juga lho. Entah saat ini apakah anak-anak SD masih diberikan kewajiban tugas yang sama atau tidak.
Perang sarung usai sholat tarawih
Nah yang satu ini juga membawa kesan yang tidak akan pernah bisa terlupakan. Perang sarung. Sebenarnya banyak hal yang menjadi motivasi anak-anak dulu untuk pergi sholat tarawih. Yang pertama adalah untuk mencari tanda tangan pak ustadz di buku pondok romadhon mereka, dan yang kedua adalah untuk bermain perang sarung dengan sesama teman mereka. Sesuai namanya, perang sarung adalah permainan anak-anak yang saling memukul-mukulkan sarung yang tadinya ia kenakan untuk shalat tarawih. Meskipun terkadang juga terasa sakit sih ketika kena sabetan sarung tersebut, namun rasa seru yang ada malah membuat kita tidak pernah berhenti. Membuat kita kangen berat masa-masa ramadhan.