Menyantap gorengan adalah salah satu kebiasaan orang Indonesia ketika berbuka puasa. Dan gorengan sudah menjadi tradisi menu wajib karena rasanya yang gurih, enak, renyah dan praktis. Sayangnya, balik kelezatan gorengan tersimpan buruk untuk kesehatan. Apa saja dampak buruk akibat sering buka puasa dengan gorengan?
Sponsor: dr rochelle skin expert
Dampak buruk buka puasa dengan gorengan
Menggoreng makanan dengan minyak, tentung membuat makanan itu mengandung lemak. Sementara minyak yang ada pada gorengan membuatnya sulit dicerna oleh tubuh terlebih jika disajikan saat pertama kali makan (berbuka). Saat perut masih kosong, ia dipaksa untuk mencerna lemak pada gorengan sehingga organ pencernaan akan bekerja lebih keras agar dan proses mencernanya juga lebih lama sehingga menghambat gizi yang masuk didalam saluran pencernaan.
Lamanya proses cerna gorengan didalam perut membuatnya terasa lebih cepat kenyang. Akibatnya, Anda akan menambah makan gorengan lagi sehingga tak sadar jika sudah makan banyak. Dan baru sajar jika perut kenyang setelah makan beberapa gorengan. Selain itu, makan gorengan yang terlalu banyak juga dapaat menimbulakn keluhan lain dan berbeda oleh tiap orang. Orang yang memiliki saluran pencernaan sangat sensitif, maka lemak jenuh pada gorengan bisa memicu asam lambung mudah naik sehingga menimbulkan heart burn atau perasaan panas seperti terbakar pada perut bagian atas.
Sulitnya lemak yang dicerna akibat terlalu banyak makan gorengan membuat kandungan serat jauh lebih sedikit sehingga gorengan dapat memicu masalah konstipasi atau sembelit. Tak hanya itu, gorengan bisa memicu rasa gatal setelah memakannya karena kandungan akrolein pada gorengan membuat rasa gatal. Akrolein adalah minyak yang terbentuk hasil dari penggorengan yang dilakukan berkali-kali. Karena faktor utama penyebab gorengan itu tak sehat ada pada minyak goreng yang dipakai dan dampak kesehatan juga tergantung dari jenis minyak yang digunakan untuk menggoreng.
Lemak jenuh dalam gorengan sering disebut lemak trans yang bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama akan meningkatkan kaar low-density lipoprotein (LDL) atau lemak jahat naik dan menurunkan lemak baik atau kadar high-density lipoprotein (HDL). Terlalu banyak lemak jahat yang menumpuk bisa menyebabkan pembentukan plak di pembulu arteri. Plak inilah yang bisa menghambat aliran darah sehingga menjadi penyebab munculnya penyakit jantung koroner dan stroke. Bahkan dalam jangka lama akan memicu risiko kanker.
Alternatif gorengan yang lebih sehat
Cukup sulit menghindari gorengan terutama saat berbuka puasa. Jadi cara untuk mencegah munculnya penyakit dan gangguan seriuk karena gorengan maka lebih baik kontrol konsumsi gorengan. Lebih baik menggoreng makanan sendiri daripada membeli di luar karena kebanyakan pedagang menggunakan minyak yang sudah berulang kali dipakai. Selain itu, membeli gorengan di luar juga tidak menjadi minyak dipakai adalah minyak kualitas baik sehingga dapat memicu pembentukan zat-zat berbahaya bagi tubuh. Pilih alternatif lain berbuka puasa dengan mengkonsumai makanan lain yang tak digoreng seperti kolak, kue basah, puding atau siomay. Sesekali masak lauk dengan cara dikukus, dibakar tau di oven.