Memilihkan jurusan kuliah memang semudah membalikkan telapak tangan. Problemanya, apakah jurusan yang sudah dipilih itu sesuai dengan passion atau minat anak? Jika anak sudah tidak berkeinginan memilih jurusan kuliah yang Anda tawarkan, bisa jadi ia akan malas belajar dan merasa ogah-ogahan. Ujung-ujungnya, saat detik-deti menanti kelulusan, pekerjaan yang diambil tidak sesuai yang diharapkan. Supaya tak jadi penyesalan, bagaimana tips memilihkan jurusan kuliah yang baik untuk masa depan anak?
Sponsor: halojasa
Beberapa orang bisa mengalami kendala saat memilih jurusan kuliah. Pasalnya, mereka akan berfikir untuk masa depan dan berharap bahwa jurusan kuliah yang ia ambil bisa menjadi modal mencari kerja. Mengetahui bakat sebelum memilih jurusan kuliah penting dilakukan. Karena tak sedikit anak yang memilih jurusan kuliah karena paksaan orang tua, mengikuti gebetan atau sekedar ikut-ikutan temannya. Yang perlu diketahui bahwa, memilih jurusan yang tak sesuai dengan bakat, kepribadian, atau minat dan potensi diri bisa menimbulkan beberapa masalah pada proses belajarnya. Salah dalam memilih jurusan kuliah bisa berdampak signifikan pada kehidupan masa depannya. Dampak berikut berupa:
1. Problem Psikologis
Mempelajari hal yang tak sesuai keinginan, minat, bakat atau kemampuan adalah pekerjaan yang tidak menyenangkan terutama juga keinginan tersebut bukan dari anak melainkan desakan orang tua. Memaksakan diri untuk belajar justru membuat otak sulit mencerna pelajaran sebab emosi sudah terbloking. Terkadang anak akan merasa kesal, marah, bahkan sedih, sehingga apa yang ia pelajari namun tak ia senangi bisa membuat kinerja otak tak efektif sehingga motivasi pun ikut terhambat. Hindari ikut-ikutan memilih jurusan kuliah karena trend atau teman, padahal anak tak memiliki minat bisa berdampak pada psikologis. Anak akan nantinya bisa tertekan dan membuat konsentrasinya menurun.
2. Problem Akademis
Problem akademis juga akan muncul ketika anak dipaksa memilih jurusan kuliah yang tak sesuai minatnya. Bisa saja prestasi anak akan menurun atau ia cenderung mengulang banyak mata kuliah sehingga berdampak pada bertambahnya waktu juga biaya. Kesulitan memahami materi juga jadi problema sehingga ia akan mencari cara bagaimana memecahkan persoalannya. Anak juga tidak bisa menggunakan waktu untuk mandiri dalam belajar sehingga indeks prestasinya akan rendah. Salah memilih jurusan akan mempengaruhi motivasi anak untuk belajar, jarang hadir, malas ketika di kelas, sering mencari alasan untuk tidak terlibat langsung di depan kelas atau sering bolos. Padahal tingkat kehadiran di kelas sangat mempengaruhi nilai.
3. Problem Relasional
Problem lainnya salaj memilihkan anak jurusan kuliah yaitu masalah pada hubunga relasi. Karena bukan minatnya, akibatnya anak akan merasa tidak nyaman sehingga membuat rasa percaya dirinya berkurang. Anak merasa tak mampu lagi menguasai materi kuliah yang akhirnya berdampak pada nilai kuliah. Anak juga akan merasa minder dan menganggap dirinya bodoh. Akhirnya, anak akan sering menjaga jarak dengab temannya, menjadi pendiam, menarik diri dari pergaulan hingga senang mengurung diri di kamar. Dampak lainnya adalah anak jadi lebih agresif merasa kurang di pelajaran, sehingga ia berusaha tampil hebat di lingkungan sosial seperti senang mendominasi, mengintimidasi atau merasa palin pandai dari orang lain.
Bagaimana memilih jurusan kuliah yang tepat?
Memilihkan anak jurusan untuk masuk di kuliah sebenarnya sudah dimulai sejak ia kecil. Orang tua sebenarnya sudah memberikan anak cukup modal dan pondasi untuk minat dan bakat seperti kesempatan, stimulasi atau pengalaman secara optimal dan konsisten. Semakin banyak input yang diberikan pada anak maka semakin banyan yang anak tahu tentang dirinya. Menurut Gunadi et al (2007), beberapa prinsip penting untuk memilihkan jurusan yang tepat yakn;
- Mencari informasi secara detil tentang jurusan yang diminati. Pastikan anak memiliki banyak informasi lebih luas dan detil seperti mata kuliah, dosen, biaya, kualitas alumni, prifesi kerja, jurusan dan ilmunya, komunitasnya, dan lain-lain.
- Sadari bahwa jurusan yang dipilih hanyalh salah satu anak tangga awal menuju proses pencapaian karir. Ana harus tahu bahwa jurusan yang ia pilih bukan jamiman kesuksesan masa depannya. Ajarkan realita bahwa dengan memilih jurusan kuliah kelak pasti akan membuatnya sukses mirip dengan yang ada di iklan.
- Pastikan jurusan yang dipilih sesuai dengan kemampuan, minat dan cita-cita anak. Memilih jurusan kuliah sesuai minat anak bisa membantu ia bertahan saat menghadapi kesulitan selama kuliah. Namun jika yang dipilih bukan karena minat, harapan atau cita-cita, bisa saja mempengauhi motivasi dan semangatnya dalam belajar. Misalnya, jka anak bercita-cita jadi psikolog, sebaiknya pilih jurusan psikologi dan bukan jurusan sosiologi. Jika ingin jadi ahli tekni komputer, sebaiknya pilih jurusan yang ia minati.
- Berpikir jauh ke depan dengan melihat konsekuensi dari setiap pilihan yang diambil. Misalnya, apakah memilih jurusan ini bisa berkomitnen untuk kerja. Karena setiap pilihan pasti ada konsekuensi profesi misalnya janga sampai anak ingin menjadi dokter tetapi belum siap saat ada panggilan dadakan.
Paling penting adalah menyiapkan beberapa alternatif untuk menjaga jika anak tidak lulus tes di kuliah yang ia inginkan. Tetapi pastikan tetap sesuai dengan minat dan kemampuan anak, bukan karena pilihan yang membuatnya tidak suka. Orang tua juga harus bisa memberi Anak kesempatan belajar lebih sebelum masa tes kuliah. Caranya dengan memilihkan guru training yang bisa memacu minat dan bakat anak. Karena bakan yang terasah bisa membuat anak belajar lebih banyak sehingga ia pun akan berkembang lebih profesional.