Pasangan pengantin baru seringkali dihubungkan dengan pesta pernikahan yang pastinya membutuhkan biaya dalam perhelatannya. Nilai besar kecilnya biaya memang relatif, tidak bisa disamakan antara pasangan satu dengan yang lain, karena berhubungan dengan batas kemampuan finansial masing-masing. Setelah berakhirnya pesta pernikahan, pasangan pengantin baru ini akan kembali ke keadaan nyata dalam menjalani kehidupan normal. Beda pasangan mungkin akan memiliki perbedaan cara dalam menjaga kelangsungan hidup berumah tangga. Banyak lika-liku yang harus dijalani sebagai pasangan suami istri sebagai pembelajaran kehidupan pernikahan di antara keduanya. Perbedaan yang tampak setelah menikah yaitu dalam hal kebersamaan dalam menentukan segala hal, termasuk yang penting adalah urusan pengelolaan keuangan.
Penyesuaian dalam hal keuangan merupakan salah satu hal yang bisa mempengaruhi kelanggengan dan kebahagiaan dalam mahligai rumah tangga. Tentunya tidak ada yang menginginkan pengalaman kegagalan dalam berumah tangga. Oleh karena itu, salah satu cara mempertahankan kebahagiaan adalah dengan mengurangi gesekan masalah dalam hal pengelolaan keuangan secara menyeluruh dalam keluarga baru yang dibinanya. Berikut ini hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pengelolaan keuangan pada pasangan pengantin baru:
- Kebiasaan finansial
Keterbukaan dalam hal kemampuan serta kebutuhan finansial merupakan hal penting untuk dibahas dalam hidup berumah tangga. Tidak ada istilah terlambat untuk memulainya. Perlu sekali adanya pembicaraan penyesuaian kebiasaan finansial dan pembahasan seputar kebiasaan finansial sebelum dan sesudah menikah, agar dapat dicari jalan tengah untuk mengatasi perbedaan yang ada demi berjalannya rumah tangga dengan baik.
- Jujur
Perihal kejujuran, secara umum merupakan hal yang penting dalam hidup berumah tangga. Termasuk dalam hal ini adalah kejujuran dalam pengelolaan keuangan dalam keluarga. Suami dan istri hendaknya saling jujur dan terbuka terhadap penghasilannya, serta saat menggunakan uang yang dibawanya. Termasuk pula jujur jika memiliki tanggungan kewajiban berupa cicilan kredit yang dibawanya sebelum menikah.
- Tujuan finansial
Setiap pasangan suami istri hendaknya memiliki tujuan finansial selama kurun waktu yang ditentukan bersama ke depan. Tujuan finansial ini berhubungan dengan rencana masa depan demi kepentingan keluarga secara umum, anak, atau saat memasuki pensiun nanti. Tujuan finansial ini bisa diwujudkan dalam bentuk simpanan, baik simpanan untuk kebutuhan mendadak, simpanan jangka menengah, dan simpanan jangka panjang. Simpanan jangka menengah biasanya digunakan untuk keperluan rumah dan kendaraan, sedangkan simpanan jangka panjang biasanya penggunaannya untuk kebutuhan keuangan saat pensiun.
- Mendiskusikan pengeluaran
Pengeluaran dalam jumlah besar tanpa diskusi dengan pasangan bisa berakibat buruk tidak hanya bagi keuangan rumah tangga, tapi juga hubungan berdua. Namun ada kalanya terdapat jenis pengeluaran yang tidak harus dibicarakan dengan pasangan. Misalnya pengeluaran untuk sekedar membeli makanan ringan pinggir jalan yang hampir jarang dilakukan, tidak harus dibicarakan. Namun semuanya juga harus diberi batas sampai dimana kebiasaan itu dilakukan. Kebiasaan jajan memang diperbolehkan tapi dengan batas-batas tertentu. Baik suami maupun istri pasti memiliki jatah uang yang bisa dipergunakan untuk dirinya sendiri, yang besarnya juga disesuaikan dengan kesepakatan dan pembicaraan dengan pasangan.
- Budget pengeluaran
Tiap bulan pasti akan selalu ada pengeluaran, baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari, tagihan rutin, biaya transportasi, dan lainnya. Budget keuangan bulanan hendaknya senatiasa dibahas dengan pasangan termasuk jika ada keperluan dadakan. Budget dihitung dengan memperhitungkan semua kebutuhan, tidak hanya soal pengeluaran, tetapi juga untuk simpanan dan investasi masa depan.
- Tabungan bersama
Sebelum menikah, tiap-tiap pribadi pasti memiliki tabungan pribadi. Di saat sudah menikah, ada baiknya untuk memiliki tabungan bersama. Tabungan bersama ini misalnya bisa digunakan untuk simpanan jangka menengah atau jangka panjang. Semuanya kembali kepada komitmen yang telah dibahas bersama sebelumnya antara suami dan istri.
- Pembayaran tagihan
Pengelolaan keuangan tidak harus semuanya dikelola oleh pihak istri sepenuhnya. Suami juga harus punya kewajiban untuk membantu pengelolaan finansial agar semuanya saling mengisi, punya andil dan saling mengingatkan jika terjadi masalah. Hal ini menghindarkan rasa saling menyalahkan jika masalah tersebut benar-benar terjadi di dalam rumah tangga. Perlu sekali untuk membuat pembagian tugas tentang kewajiban pembayaran rutin bulanan rumah tangga, misalnya membayar tagihan listrik, membayar tagihan air, membayar asuransi, melakukan belaja bulanan rutin dan lainnya.
Jika pengelolaan keuangan dapat dilakukan secara baik, selalu ada komunikasi terjalin antara suami dan istri dengan dilandasi keterbukaan dan kejujuran, maka masalah keuangan rumah tangga dapat diminimalkan, sehingga keuangan rumah tangga akan berjalan lebih stabil dan keharmonisan akan tetap terjaga.