Belum lama ini tengah viral sebuah situs nikah siri yang tengah meresahkan masyarakat. Meski dianggap sah di mata agama, ada sejumlah polemik nikah sirih bagi perempuan Indonesia yang dalam praktiknya dianggap merugikan kaun perempuan. Pertama, perempuan yang dinikah sirih tidak memiliki sertifikat nikah, tidak dapat memiliki properti bersama bahkan tak dapat mengklaim hak pernikahan. Selain itu, anak-anak hasil nikah siri juga tidak memiliki hak waris atau akta kelahiran. Nikah siri berasal dari bahasa Arab yang berarti rahasia atau sembunyi-sembunyi. Berbeda dengan pernikahan formal, nikah siri tidak tercatat dalam data Kementrian Agama. Karena peremupuan dianggap sebagai pusat perhatian, kadang kala media salah dalam memberitakan.
Sponsor: cream pemutih wajah
Viral situs nikah sirih yang muncul baru-baru ini secara terang-terangan menyebut bahwa keinginan mereka untuk membantu para klien dalam melakukan pernikahan siri. Tak hanya itu dalam situs juga menyebut soal lelang keperawanan. Jika dilihat dari kacamanta sosial, apakah hal ini wajar?
Akibat muncul berita ini, situs tersebut akhirnya diblokir oleh pemerintah sebab telah melanggar undang-undang ITE dan Pornografi. Kemunculan berita ini juga akhirnya membuat sejumlah netizen geram dan marah. Program yang dibuat oleh Partai Ponsel ini pertamanya ditujuan untuk mengentas kemiskinan. Sayangnya cara yang dilakukan dengan slogan melelang keperawanan dan menawarkan nika siri bagi para janda.
Semua perempuan bisa mengikuti program ini bahkan mirisnya ada juga program lelang keperjakaan. Menurut informasi yang didapat, situs nikah siri berdalil memiliki tim medis yang siap memeriksa keperawanan dengan melakukan rangkaian tes medis. Padahal jika ditelisik, tes ini justru bisa berpotensi menimpulkan polemik khususnya bagi kesehatan perempuan. Jadi soal Partai Ponsel ini mengetes keperjakaan laki-laki, mereka mengatakan hanya menyuruh melakukan sumpah pocong. Percaya atau tidak, sepertinya pernyataan ini tidak masuk akan sama sekali.
Samakan program ini dengan prostitusi online terselubung?
Ada yang menyebut modus dari program lelang perawan ini hampir disamakan dengan modus prostitusi online dengan mengatas namakan agama dan urusan ekonomi. Namun perlu diingat, apapu alasannya cara semacam ini dianggap tidak pantas, bisa merugikan pihak lain meski mengatas namakan program pengentas kemiskinan. Perlu diingat bahwa perempuan bukan objek yang dapat diperjual belikan terutama menjual keperawanan.
Banyak pihak menyoroti ada yang salah soal situs nyeleneh tersebut. Bahkan uniknya, sebelum pemerintah memblokir situs itu, setiap konten yang terdapat di halamannya terasa seperti lelucin dan tidak masuk akal. Jika saja pemerintah tak turun tangan mengusut kasus aneh ini, bagaimana jadinya? Sebut saja lelang perawan, lelang keperjakaan hingga sumpah pocong bisa membuat banyak masyarakat tertipu.
Jangan samakan urusan agama dengan kapitalisme
Pernikahan merupakan momen yang sangat sakral dan bukan mainan. Pernikahan yang bahagian dengan cara yang baik adalah fondasi kuat dalam kehidupan. Pernikahan baik resmi ataupun siri bukanlah objek yang bisa saja diperjual belikan. Bukan juga jadi alasan untuk menindas dan menghakimi orang. Paling penting adalah media juga bertanggung jawab pada pandangan masyarakat soal keperawanan atau perempuan. Jangan sampai karena mengatas namakan agama, perempuan terjebak. Dan jangan sampai juga banyak laki-laki yang seenaknya memutuskan hubungan dengan pasangannya karena terbukti tidak perawan lagi. Juga jangan sampai pernikahan dini menjadi hal yang mengeksploitasi anak usia dini.
Jadi, pernikahan itu butuh persiapan dan kematangan juga dilakukan atas naman agama dan dua keluarga. Pernikahan bukanlah objek untuk mainan semata sebab nanti akan dipertanggung jawabkan. Meski syarat nikah siri telah terpenuhi, jangan sampai merugikan pihak lain khususnya perempuan. Karena seharusnya pernikahan itu dibangun atas nama cinta, ketulusan dan kasih sayang. Semoga menambah wawasan Anda!