Jika menyebut salah satu nama penyanyi yang sedang menemukan bintang terangnya maka nama Tulus tentunya tidak boleh terlewatkan. Terdengar gaungnya sejak merilis lagu “Sewindu” dan “Teman Hidup” kini pria kelahiran Bukittinggi ini semakin cemerlang dengan album ketiganya yakni Monokrom. Bahkan lagu-lagunya selalu berada di peringkat atas di berbagai chat radio maupun aplikasi streaming musik. Hal tersebut sudah cukup menjadi bukti nyata bahwa musik yang diusung oleh Tulus mampu membelai banyak telinga. Dimana Tulus bukan hanya mampu mengkreasikan nada musik yang ciamik namun juga lirik dengan bahasa Indonesia yang puitis. Sehingga tidak heran apabila sepak terjang Tulus di dunia musik Indonesia banyak mendapatkan apresiasi balik. Salah satunya penghargaan tertinggi di bidang musik yakni Anugerah Musik Indonesia. Bahkan pada tahun 2015 yang lalu, Tulus berhasil memborong sekaligus lima piala AMI yang bergengsi tersebut. Dimana lima piala tersebut untuk berbagai kategori yang berbeda-beda. Sehinga semua hal tersebut sudah cukup menjadi bukti kualitas yang dimiliki oleh Tulus. Sesuatu yang tidak heran apabila membuat Tulus memiliki banyak penggemar. Namun nyatanya lepas dari itu semua, masih banyak fakta-fakta tentang Tulus yang belum diketahui banyak orang. Untuk itulah, berikut ini akan dijabarkan 5 fakta menarik tentang Tulus:
- Mengusung Genre Eclectic Musik
Banyak orang bertanya-tanya tentang genre musik yang diusung oleh Tulus. Banyak yang menduga bahwa Tulus mengusung Jazz sebagai baju dari musik-musiknya. Namun ternyata anggapan populer tersebut malah keliru. Karena dalam berbagai kesempatan Tulus menolak bahwa musiknya beraliran Jazz dan Tulus lebih memilih genre Eclectic Musik sebagai payung terbaik musiknya. Hal tersebut tentunya terjadi bukan tanpa alasan. Karena bagi Tulus pribadi musiknya memiliki terlalu banyak unsur musik yang dimasukan. Sehingga kurang tepat apabila menyebut salah satu genre saja sebagai payung musiknya. Untuk itulah, Tulus lebih memilih genre Eclectic sebagai genre utamanya. Hal tersebut disebabkan karena Genre Eclectic musik bisa dengan fleksibel memasukan genre lainnya seperti Jazz, pop, RnB hingga blues.
- Memiliki Toko Kaset Musik
Tentu tiap musisi yang sekarang memiliki musikalitas yang tidak bisa dipandang sebelah mata memiliki latar belakang dibaliknya. Hal tersebut tentu juga berlaku bagi Tulus. Dimana latar belakang yang lantas membuat Tulus mengenal sekaligus mencintai musik adalah ketika masa kecilnya. Yaitu ketika Tulus kecil yang masih tinggal di Bukittinggi memiliki sebuah toko kaset musik. Dimana toko kaset musik tersebut dimiliki sekaligus dikelola oleh ibunya. Kebiasaan menarik selalu dimiliki oleh Tulus kecil yaitu mendengarkan kaset-kaset musik dari toko tersebut. Berbagai genre musik pun masuk ke telinga Tulus. Sesuatu yang nyatanya di kemudian hari sangat membantu Tulus dalam membangun musiknya yang beragam.
- Ditolak Berbagai Label Besar
Nyatanya butuh perjuangan panjang dari Tulus untuk bisa sukses di jalan musik seperti sekarang. Semuanya diawali Tulus yang menawarkan album pertamanya ke berbagai label besar Indonesia. Hal tersebut tidak lepas karena pada saat itu, Tulus berkeyakinan bahwa jalan untuk bisa menjadi musisi adalah hanya ada satu cara. Yakni menawarkan albumnya pada label-label besar yang mau merekrutnya. Namun nyatanya Dewi Fortuna masih belum berpihak karena pada kenyataannya berbagai label besar yang dituju tersebut selalu memberikan jawaban yang sama. Yaitu menolak album yang ditawarkan oleh Tulus. Tapi penolakan tersebut malah kemudian membuat Tulus menemukan jalan terbaiknya untuk bermusik. Yakni melalui jalur indie yang sekarang ini membesarkan namanya.
- Didanai Oleh Kakaknya Sendiri
Melaju di jalur indie tentu bukanlah sebuah perkara yang mudah. Dimana kendala yang paling utama untuk bisa bertahan di jalur indie adalah masalah biaya. Seperti yang diketahui apabila seorang musisi tidak bernaung pada label apapun maka dipastikan segala biayanya dalam bermusik ditanggungnya sendiri. Sesuatu yang juga harus dirasakan oleh Tulus dalam awal karirnya bermusik di jalur indie. Untungnya, Tulus tidak menanggung semua beban tersebut seorang diri. Karena ternyata dia dibantu langsung oleh kakak tertuanya dalam urusan dana. Hal tersebut membuat kakaknya berperan langsung dalam musik Tulus sebagai eksekutif Produsernya. Sehingga tidak heran dalam setiap wawancara, Tulus selalu menjelaskan peranan penting sekaligus berharga kakaknya dalam karir musiknya hingga bisa sampai di titik ini.
- Tengah Melakukan Ekspansi Musik ke Jepang
Tulus ternyata bukanlah tipe pribadi yang cepat berpuas diri dengan apa yang berhasil diraihnya. Setelah berhasil menjadi salah satu penyanyi tersohor di Indonesia, Tulus memiliki rencana musik yang lebih panjang. Yakni mendengarkan musiknya hingga keluar negeri. Dan negeri pertama yang dijadikan tujuan Tulus adalah Jepang. Semuanya diawali dengan relasi Tulus di Jepang yang membuka kesempatan untuk hal tersebut agar bisa sampai terjadi. Maka tidak berlangsung lama, Tulus segera mengisi acara di salah satu kota di Jepang yaitu Hamamatsu. Sebagai salah satu pengisi acara yang nyatanya cukup mendapatkan sambutan meriah disana. Tulus menunjukan kesungguhannya dalam mengincar pangsa musik Jepang bukan hanya mengadakan konser disana. Namun juga dengan merilis single berbahasa Jepang untuk lebih mengenalkan dirinya. Dimana Tulus menulis ulang lagu “Sepatu” untuk ditulis menjadi bahasa Jepang menjadi “Kutsu”. Sehingga sepertinya hanya tinggal menunggu waktu saja untuk menunggu kabar baik tentang ekspansi musik Tulus di Jepang. Dan kemungkinan besar tidak hanya akan berhenti di Jepang namun juga Negara-negara besar lainnya.