Sah-sah saja apabila orang tua ingin membantu anak mengerjakan tugas sekolah atau PR saat berada dirumah. Tidak ada aturan yang meralang bahwa orang tua boleh membantu disaat anak kesulitan dalam memecahkan masalah tugas. Hal ini jugalah yang banyak dilakukan oleh para orang tua disaat anak kesulitan belajat.
Sponsor: cream perawatan wajah
Sayangnya, ada yang menyebut bahwa pekerjaan rumah atau PR merupakan masalah besar baik bagi anak ataupun orang tuannya. Mendapat pekerjaan rumah dengan tingkat kesulitan tinggi membuat para orang tua ikut turun tangan membantu menyelesaikannya. Akan tetapi, ada aturan yang harus dilakukan para orang tua apabila mereka ingin membantu anaknya mengerjakan tugas sekolah. Jika begitu, sejauh apakah aturan penting membantu anak mengerjakan PR yang membolehkan orang tua melakukannya terlebih jika terlalu sering dilakukan?
Bantuan orang tua pada anaknya disaat ia mengalami kesulitam merupakan bentuk kewajiban alami yang harus dilakukan. Namun bagaimana jika orang tua membantu pekerjaan rumah anak? Karena menjadi bagian penting dalam melatih kemampuan anak, maka tak jarang PR sering atau bahkan lebih banyak dibebankan pada murid oleh para guru. Beban tugas yang semakin menyulitkan siswa membuat mereka jadi malas untuk mengerjakan. Ujungnya, anak akan meminta orangtua membantu atau bahkan menyelesaikan tugas tersebut.
Tips Penting Membantu Anak Mengerjakan PR
Lalu apa yang terjadi jika PR tidak dikerjakan oleh anak? Sudah pasti anak tidak memiliki kualitas ilmu. Jadi, apakah orang tua tidak boleh membantu? Tentu orang tua masih dapat membantu anak menyelesaikan PR. Hanya saja harus dilakukan dengan tips atau trik yang tepat seperti beikut ini:
1. Mengatur tempat belajar
Langkah awal sebelum memulai diri membantu anak mengerjakan tuga sekolah adalah menyiapkan dan mengatur tempat belajar sebaik mungkin. Meskipun anak bisa mengerjakan PR di tempat yang ramai, mereka juga membutuhkan suasana tenang untuk belajar. Ketenangan akan membangun konsentrasi dan kemampuan anak dalam menyerap pelajaran. Terlebih anak yang mudah teralih perhatiannya, maka Anda siapkan terlebih dahulu suasana belajar yang nyaman dan membuatnya suka seperti memilih dua tempat belajar yang berbeda. Pertama mengajak anak belajar di tempat yang ramai selanjutnya ajaka anak ke lokasi yang lebih tenang. Amati tempat mana yang dapat membuat anak belajar lebih nyaman dan fokus. Apabila anak cenderung nyaman di tempat yang tenang daripada ramai maka pilih lokasi tersebut.
2. Pilih waktu yang tepat
Pilihlah waktu tepat untuk anak bisa mengerjakan PR lebih cepat. Tiga waktu paling ideal yang bisa digunakan untuk anak belajar yaitu setelah pulang sekolah, selepas tidur siang atau sebelum makan malam. Biarkan anak memilih waktu yang ia sukai untuk belajar. Jika sudah terpilih, maka gunakan waktu tersebut untuk Anda meminta anak selalu tepat waktu dalam mengerjakan tugas sekolah. Atau memilih waktu sebelum tidur juga bisa menjadi alternatif pilihan terakhir. Hanya saja, kebanyakan anak akan merasa ngantuk apabila belajarmendekati jam istirahat malam.
3. Hindari hal-hal menganggu
Tidak semua anak tertarik dan bersemangat dalam mengerjakan tugas PR. Ada anak yang mencari cara atau alasan untuk selalu menghindar dari pekerjaan rumah. Oleh sebab itu, perlunya antisipasi dari Anda sangat penting dilakukan. Anak sekolah dasar usia 6-8 tahun paling banyak meminta bantuan orang tuannya dalam mengerjakan tugas. Juga tak sedikit anak yang banyak atau sering menunda-nunda pekerjaan. Sesungguhnya anak membutuhkan waktu untuk fokus saat belajar. Jadi, jangan pernah buat mereka terganggu dan akhirnya teralihan. Simpan atau matikan dahulu gadget atau TV dari jangkauan anak ketika ia sedang mengerjakan tugas. Tegur anak ketika ia mencari banyak alasan untuk menonton televisi.
4. Jangan beri anak jawabannya
Pantang bagi para orang tua memberikan jawaban pada anak ketika ia mengerjakan tugas PR. Tugas rumah merupakan cara yang banyak dilakukan guru untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menyerap pelajaran. Oleh sebab itu, biarkan anak mencoba tugasnya tanpa campur tangan Anda. Usahakan tidak memberikan jawaban sebelum mereka mencoba dan menyelesaikan pekerjaan tersebut. Jika anak terlalu banyak mengelus, gunakan motivasi dan putian supaya anak bersemangat kembali. Gunakan pancingan untuk anak bisa berfikir, sehingga bukan sekedar membantu namun mendorong anak untuk semangat belajar. Gunakan juga strategi belajar untuk membantu anak mengerjakan PR. Strategi belajar yang sesuai juga akan mendorong kemampuan anak untuk bisa fokus dalam waktu singkat.
5. Jangan memarahi anak
Kebiasaan membentak atau memarahi anak disaat ia tidak mau mengerjakan PR adalah perbuatan yang salah dilakukan. Bayak anak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasnya sehingga memarahi bukan solusi atasi masalah anak. Dorong anak dengan kata-kata positif, motivasi atau permainan sederhana untuk bangkitkan semangat, dan pujian saat anak berhasil menyelesaikan tugasnya. Tak ada salahnya sesekali Anda beri penghargaan terhadap anak berupa waktu tambahan bermain, hadiah kecil atau menawarkan penghargaan lain yang bermanfaat. Bentuk penghargaan nantinya bisa Anda beri apabila anak telah membuat janji ingin mendapat nilai bagus. Dengan kata lain, penghargaan bisa membangun obsesi anak untuk lebih giat dalam belajar sehingga nanti bisa mendapat nilai baik.