Benarkah terlalu sering minum obat maag bisa picu penyakit ginjal? Bagi seseorang yang memiliki gangguan pada organ lambung seperti maag pastinya sering mengalami betapa perihnya saat gejala asam lambung mulai muncul. Yah, penyakit yang menyerang organ pencernaan ini sering ditandai dengan gejala yang umum terjadi seperti perih, nyeri, seperti terbakar, mual, bahkan sakit di tenggorokan. Dan untuk meredakan gejala tersebut, sebagian besar orang akan langsung memilih obat maag untuk meredakannya.
Sponsor: perawatan wajah
Sakit maag (indigestion) atau istilah lainnya dispepsia merupakan salah satu penyakit yang menggambarkan nyeri lambung, usus halus, bahkan kerongkongan. Hal ini diakibatkan oleh sejumlah kondisi. Sakit maag paling banyak disebabkan oleh luka terbuka yang muncul pada lapisan tukak lambung, akibat infeksi bakteri Helicobacter pylori, stress, akibat efek samping obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), terlalu banyak makan, kegemukan atau Obesitas, terlalu cepat saat makam, sering mengkonsumsi makanan berminyak, berlemak, atau pedas, sering merokok, sering banyak mengonsumsi kafein, soda, coklat atau minuman beralkohol bahkan akibat gangguan konstipasi.
Maag sebenarnya dapat diatasi dengan pemberian obat namun ada baiknya melakukan pemeriksaan pada dokter terutama jika maag disertai muntah yang parah, usia lanjut atau kesulitan menelan. Sebab sakit maag termasuk penyakit umum yang terjadi pada masyarakat Indonesia yakni sebanyak 7000 kasus dimana salah satu penyakit maag paling sering adalah dispepsia fungsional atau yang tidak diketahui gejalanya. Bagi yang melakukan konsultasi umumnya dokter akan memberikan resep obat seperti antasida, penghambat pompa proton (PPI), antagonis reseptor H2 (H2RA), obat alginat, prokinetik, antibiotik dan obat anti depresan.
Gejala maag akan menimbulkan nyeri pada perut bagian atas yang menghasilkan rasa seperti panas di perut bagian atas, mudah merasa kenyang saat makan bahkan rasa kenyang nya akan berlanjut hingga setelah makan, perut bagian atas kembung, terjadinya Refluks atau kembalinya makanan dan cairan dari lambung ke kerongkongan, muntah, nyeri di ulu hati dan nyeri di tengah dada hingga kadang terasa sampai ke punggung dan leher, serta sering mengalami sendawa. Tak hanya itu, gejala pada penderita sakit maag biasanya akan meningkat dan makin buruk terlebih saat mengalami stres. Kemudian ditambah lagi udara yang masuk melalui mulut saar mengonsumsi makanan juga bisa menyebabkan perut makin terasa kembung.
Sementara untuk meredakan gejala asam lambung, banyak orang lebih senang mengkonsumsi obat maag. Namun, meminum obat maag yang terlalu sering juga bisa menimbulkan efek samping yang jauh lebih kuat dan berbahaya. Hal ini diungkap oleh sejumlah peneliti dimana pasien yang kerap mengonsumsi obat maag ternyata lebih rentan mengalami sakit ginjal. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Tak lain dan tak bukan akibat jenis obat maag seperti berikut:
Obat maag jenis proton pump inhibitor (PPI)
Obat maag memang banyak ditemukan dan dijual bebas di apotik atau toko, dan salah satunya adalah obat maag proton pump inhibitor atau sering disingkat PPI. Contoh obat maag jenis ini antara lain omeprazole, esomeprazole, dan lansoprazole. Obat ini bekerja sebagai penghambat sel-sel yang menghasilkan asam lambung penyebab mual dan muntah. Obat jenis ini juga jadi salah satu yang paling favorit sebab dinilai manjur khasiatnya. Namun sayangnya ada dampak yang dihasilkan jika terlalu sering menggunakan obat maag PPI terutama pada ginjal.
Menurut penelitian dari jurnal ilmiah BioMed Central Nephrology tercatat ada 24.000 pasien dengan ginjal kronis, dan 1 dari 4 pasien pernah menjalani gangguan maag dan sering mrngkonsumsi obat PPI. Tak hanya itu, sebuah studi terpisah dari Journal of the American Medical Association (JAMA) membuktikan hal serupa dimana ada pasien yang rutin minum obat ini berisiko mengalami ginjal kronis sekitar 20-50%. Berkat temuan dari banyak studi, hingga kini masih banyak apra ahli penyakit dalam yang terus mempelajari tentang dampak dari penggunaan obat jenis PPI terkait penyebab gangguan ginjal kronis. Meski begitu ada juga sebuah teori yang menyebut bahwa obat PPI bisa menyebabkan efek samping bagi tubuh. Dan banyak pula yang mencurigai jika obat maag PPI mampu menurunkan kadar magnesium secara drastis. Padahal, seperti kita ketahui, magnesium dalam tubuh sangatlah penting untuk melindungi organ ginjal supaya dapat berfungsi dengan baik. Dikatakan juga bahwa obat PPI bisa membuat ginjal rusak sebab mengalami nefritis interstisial atau peradangan yang terjadi di jaringan nefron.
Jadi pertanyaannya, haruskan berhenti meminum obat maag PPI?
Adanya sejumlah resiko terhadap penyakit ginjal, ada baiknya Anda melakukan penghentian pada pengobatan maag dengab obat PPI. Terlebih jika Anda merasa ragu untuk mengkonsumsinya. Namun, ada baiknya lagi berkonsultasi pada dokter penyakit dalam terutama pasien yang mengalami penyakiy asam lambung cukup parah. Sehingga meski masih menggunakan obat PPI, dokter akan memberikan dosis yang lebih rendah. Atau jika perlu tanyakan juga apakah boleh mengganti obat maag jenis ini dengan yang lainnya. Meski obat maag ini mampu penghambat reseptor H2 dan membantu atasi keluhan pada organ pencernaan, sayangnya ada juga risiko terjadinya penyakit ginjal kronis jika dikonsumsi dalam waktu lama.