Kenali risiko umroh ala backpaker – Umroh menjadi salah satu pilihan selain ibadah Haji yang memakan waktu lama untuk menunggu. Bagi umat muslim, umrah banyak dipilih karena waktunya bisa dilakukan kapan saja dan harganya terbilang murah. Namun tak sedikit yang tergiur melakukan umrah ala backpacker karena dianggap mampu menekan biaya banyak. Meski begitu, perlu diperhatikan akan risiko sebab tak semua bisa melakukan umrah ala backpacker seorang diri.
Saat ini banyak calon jamaah umrah yang diedukasi tentang umrah ala backpacker. Edukasi ini penting mengingat tak sedikit yang mencoba melakukan umrah ke Tanah Suci meski pertama kali. Jangan hanya tergiur dengan harganya yang murah sehingga bisa mengakibatkan kita mendapat kesulitan besar. Jadi, kenali risiko umroh ala backpaker penting kamu lakukan supaya tetap aman dan bebas hambatan saat mengunjungi dua tempat suci, Madinah dan Makkah.
Menurut pakar pengamat haji dan umrah Muhammad Hidir Andi Saka saat menghadiri kegiatan di kawasan Icon Business Park BSD City,Tangerang Selatan, Banten pada Selasa 11 Juli 2017 lalu menerangkah jika ada empat risiko bisa dihadapi oleh calon jamaah ala backpacker.
Sponsor: halojasa
1. Mudah memicu masalah
Kata Hidir, risiko pertama umroh backpacker adalah bisa menimbulkan masalah terlebih jika tak diserahkan pada ahlinya. Ahli dalam hal ini adalah mereka yang sudah masir dan terampil mengurusi segala kebutuhan calon jamaan. Visa kemungkinan tidak akan keluar jika tidak melalui visa provider, padahal visa provider adalah travel yang sudah memiliki ijin resmi dari pemerintah. Sehingga tanpa ijin maka bisa dianggap ilegal melakukan perjalanan.
2. Sulitnya penanganan barang bawaan
Biasanya sebelum melakukan perjalanan umrah, calon jamaah akan mendapatkan penanganan barang bawaan ketika memasuki bandara, baik keberangkatan ataupun kedatangannya. Penting harus memahami seluk beluk keimigrasian agar tidak mengalami masalah keberangkatan sehingga mampu menyita banyak waktu. Terlebih jika kehilangan barang saat di bandara, maka bisa merugikan diri sendiri. Tak hanya itu, jika barang yang dibawa hilang maka mengurusinya juga memakai waktu lama, terlebih jika jamaan tidak mahir berbahasa Inggris atau Arab.
3. Menguras banyak biaya
Risiko ketiga adalah kamu bisa menderita selama di Tanah Suci akibat biaya konsumsi beserta akomodasinya. Ditambah cuaca yang ektrim di Mekah dan Madinah bisa membuat kondisi fisik lemah dan sakit. Kebanyakan umroh ala backpaker cenderung tidak mau menyewa hotel dengan alasan mengirit biaya. Lalu jika bukan hotel untuk tempat menginap sementara, tempat seperti apakah yang bisa kamu pilih untuk beristrirahat mengingat biasa sewa rumah juga tidak murah.
4. Terlalu banyak transit
Risiko terakhir adalah kebanyakan jamaah backpacker yang memakai maskapai murah akan menjumpai banyak transit di beberapa negara. Cara ini justru bisa membuang banyak waktu dan energi kamu sehingga ketika tiba di tempat tujuan, fisik kamu sudah mulai lelah dan membuat ibadah jadi tidak berkesan. Tak hanya ity, terlalu banyak transit juga bisa menguras banyak uang karena membeli makanan di beberapa negara harganya bisa sangat berbeda.
Demikian hal wajib kamu ketahui jika berencana umroh ala backpaker. Meski terkesan menyenangkan, namun banyak risiko yang harus dihindari. Jasa biro perjalanan umroh bisa menjadi pilihan untuk kamu yang ingin melakukan travel umroh dengan lebih aman dan mudah. Semoga bermanfaat!