Indonesia terdiri dari banyak daerah. Setiap daerah memiliki hasil budayanya masing-masing. Sangat tidak heran apabila Negara kita ini menghasilkan artefak budaya melimpah. Karena daerahnya saja sudah banyak sekali. Salah satu kesenian milik Indonesia ialah Reog Cemandi khas Sidoarjo.
Reog Cemandi adalah kesenian asli Sidoarjo, tepatnya—sesuai dengan namanya—di desa Cemandi, kecamatan Sedati. Muncul pada tahun 1926. Disebutkan dalam sejarah, seni ini dibuat guna mengusir penjajah kala itu. Terlihat dari gerakan penari topeng: satu penari topeng lanang membawa golok kemudian ditebaskan-tebaskan seolah sedang mengusir; satu penari topeng wadon mengikuti gerakan penari topeng lanang dengan membawa sampur.
Reog Cemandi berbeda dengan Reog Ponorogo. Berdasarkan penyajian dan strukturnya, reog ini terdiri dari: enam penabuh kendang, dua penari topeng dan dua pemain angklung. Dua penari topeng bermain bersama enam penabuh kendhang, sementara dua pemain angklung lainnya hanya memainkan instrumen. Mereka—dua penari yang memakai topeng beserta enam penari pembawa kendang) memiliki pola gerak dan ritmik berbeda: enam penabuh kendhang membentuk pola melingkar, sedangkan dua penari pemakai topeng menari secara bebas mengikuti irama musik.
Sementara budaya merupakan unsur penting dalam proses pembangungan dan keberlangsungan suatu daerah. Pun dijadikan sebagai sebuah identitas cerminan dari nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat tersebut. Kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta, yakni budhayah, yang berarti budi atau akal. Setiap kelompok masyarakat pasti memilki nilai—yang dianggap baik dan dibentuk atas kesepatan bersama—sebagai dasar perilaku mereka dalam bermasyarakat. Nilai tersebut berfungsi supaya perilaku masyarakat selaras dengan pembangunan di setiap sistemnya. Yang kemudian di dalam sistem budaya nilai-nilainya dikonkretkan menjadi artefak budaya. Artefak budaya bisa meliputi kesenian (lagu, tari, lukisan, seni pertunjukkan, dls), tradisi, pakaian, makanan, bangunan, dan masih banyak lagi. Sehingga setiap artefak tentu mempunyai makna tersendiri.
Makna dari Reog Cemandi
Awal syair dari lirik reog cemandi ini berbunyi, “ayo konco podo nyawiji Bebarengan bangun negoro”. Syair tersebut bermakna ayo teman bersatu bersama membangun negara.
Berdasarkan gerakan yang seolah-olah sedang mengusir, lalu syair yang bermakna ayo teman bersatu bersama membangun Negara, ditambah dengan adanya latar belakang penjajah saat itu, penulis menyimpulkan bahwa reog Cemandi mencerminkan nilai nasionalisme. Di mana lewat kesenian ini mereka ingin memberi semangat kepada masyarakat Sidoarjo untuk berani melawan dan mengusir penjajah. Pula dengan adanya syair di awal yang berbunyi “ayo teman bersatu bersama membangun Negara”, seni ini juga mengajak kerjasama dalam membangun Negara. Supaya merdeka terbebas dari penjajah dan semakin maju.
Nasionalisme sangat penting untuk dimiliki. Tidak hanya warga Sidoarjo, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia. Sebab dengan adanya kecintaan terhadap Negara, di setiap perilaku pasti berorientasi pada kemajuan bangsa. Maka tidak ada hal-hal yang dapat merusak Indonesia. Mengingat, penjajahan saat ini berbeda dengan dahulu. Jika dahulu penjajah menjajah melalui perang, sekarang bisa saja melewati sistem-sistem atau bidang tertentu, seperti sistem ekonomi, pendidikan, politik, dan sebagainya. Dapat kita rasakan saat ini hal tersebut sudah mulai terjadi. Dalam sistem teknologi, misalnya, banyak beredar video-vidoe tak layak tonton. Video-video tersebut sangat merusak pikiran dan moral seluruh masyarakat. Buktinya saja telah banyak kasus pelecehan seksual. Yang paling mengerikan adalah ketika dampak buruk tersebut mengenai kalangan anak-anak. Sebagai generasi penerus, agar ke depan Indonesia menjadi maju, maka wajib sekali generasi penerus memiliki pikiran dan moralitas yang baik.
Oleh karena itu perlu sekali nilai Nasionalisme disosialisasikan kepada seluruh masyarakat. Salah satu upayanya dengan senantiasa menyiarkan wujud konkretnya, yaitu artefak budaya. Maka darinya sudah semestinya pemerintah Sidoarjo banyak-banyak menampilkan reog Cemandi di masyarakat. Terlebih Sidoarjo merupakan salah satu bagian dari Indonesia. Apa yang dihasilkan oleh Sidoarjo, sedikit banyak akan mempengaruhi pembangunan di Indonesia.
Namun, penulis merasakan reog Cemandi masih kurang dikenal. Mungkin disebabkan maraknya seni modern sehingga masyarakat menjadi kurang antusias terhadap seni tradisional. Permasalahan tersebut menjadi tugas tersendiri bagi Sidoarjo. Supaya nilai nasionalisme tidak luntur begitu saja. Serta berharap kabupaten Sidoarjo bersama kota-kota lainnya dapat memberi andil dalam pembentukkan moral nasionalisme. Tentunya seluruh elemen ikut bertanggung jawab. Bukan hanya pemerintah, masyarakat pun seharusnya turut serta.
Ada beberapa upaya dalam melestarikan seni reog cemandi daerah:
- Senantiasa menggunakan kesenian reog cemandi di acara tertentu. Bila perlu bukan cuma pada acara besar, melainkan juga acara pribadi. Supaya anak-anak muda yang notabennya sebagai generasi penerus mengetahui bahwa Sidoarjo punya kesenian ini. Sehingg sekaligus sebagai ajang perkenalan terhadap mereka.
- Pemerintah turut andil dengan mengadakan event-event perlombaan reog cemandi, misalnya. Dan masih banyak lagi.
- Dimasukan ke dalam kurikulum pelajaran kesenian di sekolah-sekoalah. Dengan begitu para siswa sudah mengenal reog cemandi sedari awal.
Yang jelas harapannya adalah adanya kesadaran baik dari pihak pemerintah dan warga setempat untuk bersama melestarikan reog Cemandi, juga budaya-budaya milik Sidoarjo lainnya. Agar Sidoarjo tetap berada pada nilai-nilai seharusnya. Bahkan bersyukur sekali apabila Sidoarjo bisa menjadi inspirasi kota selainnya untuk menjadi agen budaya Indonesia, meskipun hanya kabupaten.