Siapa yang tidak kenal dengan Kota Pahlawan? Seluruh rakyat Indonesia pasti mengenal betul Kota yang mendapatkan sebutan sebagai kota Pahlawan. Ya, Surabaya adala kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota ini tidak hanya terkenal dengan sejarah keberanian para arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, namun juga terkenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam sejak dahulu kala. Salah satu Sunan yang tergabung dalam walisongo berasal dari kota Surabaya. siapa lagi kalau bukan Sunan Ampel. Bahkan hingga kini kawasan pusat penyebaran agama Islam tersebut di sebut-sebut sebagai Maroko Kecil di Kota Pahlawan.
Dalam sejarahnya, Sunan Ampel mendirikan pusat penyebaran agama islam di Surabaya dengan nama Ampeldenta. Kawasan tersebut berpusat pada masjid Ampel Surabaya. dan hingga kini, kawasan Masjid Ampel Surabaya masih menjadi tujuan wisata religi umat islam untuk mengenang perjuangan para wali dalam menyebarkan agama islam di tanah Surabaya.
Masjid Ampel Surabaya sendiri sudah menjadi salah satu ikon kota Surabaya. Masjid ini dibangun pada tahun 1396 oleh Sunan Ampel dan Mbah Soleh beserta para pengikutnya atau disebut juga para santrinya. Dan hingga kini daya tarik Masjid Ampel Surabaya masih menjadi salah satu destinasi wisata religi yang tak pernah sepi pengunjung. Hal ini menunjukkan bahwa meski telah berusia 631 tahun, masjid peninggalan Sunan Ampel ini tidak pernah lekang oleh waktu. Dari dahulu hingga sekarang, masjid Ampel tetap berdiri kokoh dan dipadati oleh umat Islam yang beribadah di dalamnya.
Sebenarnya banyak hal yang menjadi daya tarik para wisatawan untuk mengunjungi Masjid Ampel Surabaya ini. Salah satu daya tarik Masjid Ampel surabaya terletak pada design arsitekturnya yang merupakan hasil akulturasi dari berbagai negara, sehingga membuat banyak wisatawan lokal maupun mancanegara tertarik untuk mengunjungi masjid ini. Kesan yang nampak ketika melihat arsitektur Masjid Ampel Surabaya ini sangatlah kental dengan nuansa khas kerajaan Majapahit, Eropa, India dan juga Cina.
Tidak hanya keindanhan arsitekturnya yang menarik minat para pengunjung, seluruh design Masjid Ampel ini rupanya tidak dibangun dengan sembarangan melainkan memiliki makna dan arti tersendiri. Pada bagian luar masjid, bisa dilihat bahwa atap masjid terbagi bersusun menjadi empat bagian bertingkat dan terdapat ornamen Majapahit di ujungnya. Makna empat susunan atap masjid tersebut memiliki makna empat unsur kehidupan yakni air, tanah, udara, dan api. Sedangkan untuk adanya pemberian sentuhan ornamen khas Majapahit di ujung atap merupakan penghormatan kepada ayahanda dan ibunda Sunan Ampel yang tak lain adalah Dewi Condrowati yang berasal dari Kerajaan Majapahit.
Sedangkan di bagian dalam Masjid Ampel Surabaya juga tidak kalah mengundang decak kagum para pengunjungnya. Di bagian dalam masjid terdapat 16 tiang saka yang menopang bangunan masjid. Uniknya ke-16 tiang saka ini seluruhnya berukuran 17 meter dan tanpa menggunakan sambungan sama sekali. Sama seperti design atap masjid, tiang saka penopang bangunan masjid ini juga memiliki makna. Tiang saka yang berjumlah 16 buah memiliki makna kalimat Syahadat sedangkan 17 meter panjang masing-masing tiang bermakna jumlah rakaat sholat dalam satu hari yang harus dilakukan oleh umat Islam. Bisa kita lihat bahwa seluruh rangka masjid menggunakan kayi jati asli dengan ketebalan mencapai 10 cm dan tanpa menggunakan paku untuk menyatukannya melainkan dengan pasak-pasak. Meski demikian tidak perlu diragukan lagi kekuatan rangka bangunan masjid ini.
Apabila kita masuk lebih dalam, kita akan melihat menara yang berbentuk unik di bagian tengah masjid. Menara unik yang tingginya mencapai 50 meter ini dahulunya digunakan untuk mengumandangkan adzan oleh Mbah Soleh, salah satu pengikut setia Sunan Ampel. Bergeser sedikit dari menara, terdapat kubah dengan bentuk pendopo jawa yang dihiasi ukiran mahkota berbentuk matahari. Ukiran mahkota berbentuk matahari tersebut bermakna kejayaan Majapahit pada masa itu.
Di bagian barat masjid ini terdapat areal pemakaman tempat Sunan Ampel, Mbah Soleh dan para pengikutnya dimakamkan. Makam Sunan Ampel sendiri tidak dibuat sederhana. Hanya makam biasa dengan nisan yang dibalut kain putih serta pagar pembatas terbuat dari aluminium tanpa cungkup makam untuk menjaga agar tidak terinjak oleh para pentakziah.
Salah satu hal yang unik lagi di areal ini adalah di salah satu sudut areal pemakaman terdapat deretan gentong-gentong besar tempat untuk menampung air. Para pentakziah biasanya berwudlu disini sebelum masuk areal pamakaman. Ada pula pengunjung yang menggunakan air di dalam gentong tersebut untuk diminum atau keperluan yang lain.
Di kawasan ini, selain nuansa masjid yang khas dengan perpaduan kerajaan Majapahit, Eropa, India dan Cina. Kita juga dapat menikmati nuansa perkampungan arab di sekitar Masjid Ampel ini. Hal ini dikarenakan mayoritas penduduk di sekitar Masjid Ampel berasal dari India dan Arab. Anda akan disambut dengan berbagai penjual beraneka barang seperti parfum, sarung, peci, baju gamis, tasbi, bahkan air zam-zam dari Arab. Oleh karena itu, tempat ini sering kali disebut sebagai Maroko kecil di Kota Pahlawan.
Anda juga bisa menikmati wisata kuliner khas makanan Timur Tengah seperti Roti Cane, Nasi Kebuli, Kurma, Kue Maryam, Kebab, Gulai Kambing, Nasi Briani sampai martabak. Selain berwisata religi, anda juga bisa berwisata kuliner di Masjid Ampel Surabaya.