Apa sebenarnya yang bisa jadi alasan orang kaya bisa bangkrut dan cara menghindari supaya tak terjebak dengan berbagai masalah? Selama ini masih ada yang menganggap bahwa orang kaya akan selamanya kaya berkat kekayaannya yang tak terbatas. Belum lagi dengan program investasi yang begitu banyak dan tabungan dimana-mana. Anggapan ini keliru, karena faktanya cukup banyak orang kaya bangkrut bahkan bisa sampai jatuh miskin. Lantas apa yang melatar belakangi seseorang bisa mengalami kebangkrutan?
Sponsor: halo jasa
Pebisnis bisa bangkrut lantara mereka terlilit hutang. Sementara orang dengan lain bukan pengusaha bisa bangkrut akibat terlena dengan gaya hidup hedonisme. Meski masih banyak faktor penyebab orang bisa bangkrut, namun paling sering dialami adalah kurangnya pengetahuan soal mengelola keuangan. Dan berikut dijelaskan alasan mengapa seseorang bisa bangkrut dan cara untuk menghindari.
1. Tak Mengerti Cara Mengelola Uang
Memiliki banyak uang bukan berarti terbebas dari ancaman bangkrut. Pentingnya memahami pengetahuan soal cara mengelola kekayaan adalah investasi berharga masa depan. Seseoranag yang tidak pernah melatih diri tentang cara mengelola keuangan tentunya tidak memiliki pendidikan akan pentingnya finansial dalam kehidupan. Mereka seolah meremehkan nasihat keuangan sehingga hanya memutuskan untuk menyimpan uang ke bank. Mereka beralasan jika menyimpan uang ke bank adalah tempat paling aman, namun tetap saja rutin ditarik untuk memenuhi kebutuhan hidup yang cukup besar. Uang bukan alat yang bisa membuat orang selalu kaya selamanya tetapi dengan memiliki pendidikan mengatur finansial maka bisa membuatnya tetap kaya. Meski uang yang dimiliki sangat banyak, namun tidak mampu mengelolanya dengan baik maka lama-kelaaan uang tersebut bisa cepat habis. Menabung diimbangi dengan gaya hidup hemat adalah kunci pertama terhindar dari kebangkrutan.
2. Sulit Menolak Permintaan Orang Lain
Banyak orang kaya berasal dari keluarga yang tidak kaya, sehingga dirinya menjadi tumpuan orang lain. Misalnya ia tidak tega jika melihat anggota keluarganya miskin sehingga dengan sukarela memberikan sebagian hartanya pada orang terdekat baik dengan cara meminjamkan atau memberinya cuma-cuma. Niat ingin membantu, sayangnya uang yang dipinjam sering tidak dikembalikan. Jadi, bukannya tak ingin membantu namun sebaiknya utamakan lebih dahulu kebutuhan pribadi. Membantu boleh namun jangan terlalu sering sehingga Anda tidak menjadi bahan tumpuan utama. Keterampilan untuk menolak terkadang bisa membuat perasaan tidak enak. Meskipun ada yang mengganggap Anda pelit, namun hal itu penting untuk menjaga keuangan tetap sehat. Meski membantu keuangan kerabat atau keluarga adalah perbuatan baik, namun tetap lakukan dengan bijak. Jangan sampai Anda terlalu sering dimanfaatkan oleh orang lain sementara Anda masih terjebak dengan hutang lainnya.
3. Tidak Bisa Membedakan Pengeluaran Buruk dan Pengeluaran Baik
Jika Anda memiliki pengetahuan soal keuangan tentu memahami bahwa pengeluaran paling baik adalah dengan mengadakan aset. Jika terlena, maka urusan financial jadi berantakan. Membeli aset akan membantu Anda meningkatkan jumlah aset baru sehingga mampu menambah kekayaan. Misalnya membeli properti, perhiasan atau rumah. Setiap tahun harga aset tersebut semakin meningkat dan ketika ingin menjualnya lagi, maka bisa menambah penghasilan Anda. Bayangkan jika Anda menjual mobil atau gadget mewah, tentunya saat dijual kelak harganya jauh lebih rendah. Belum lagi biaya perawatan yang cukup mahal. Pakah finansial pun menyatakan jika ingin kaya maka harus belajar tentang kecerdasan finansial.
4. Terlalu Senang Ketika Banyak Uang
Bagi orang yang baru kaya alias OKB, sering kali terlena saat melihat banyak uang. Ia bingung harus menggunakan uang tersebut untuk apa. Akhirnya, ia terjebak dengan banyaknya keinginan karena merasa pintar termasuk soal pengeluaran uang. Banyak para OKB akhirnya menghamburkan uang demi kesenangan sesaat. Atau kadang ia ingin pamer dan menungjukkan kepada orang lain jika dirinya mampu. Dari pada menabung, ia justru memilih kebiasaan berfoyafoya sehingga menguras banyak uang yang akhirnya berdampak buruk bagi keuangan di masa depan.
5. Berinvestasi Tanpa Pengetahuan Finansial
Berinvestasi merupakan langkah tepat melipat gandakan kekayaan. Usaha ini berupakan hal wajib yang banyak dilakukan orang kaya. Dengna tujuan untuk membuat uang aman sehingga bisa digunakan untuk masa depan, sayangnya ia justru terjebak dalam dunia investasi tanpa diimbangi dengan pengetahuan yang memadai. Alhasil, investasinya itu justru dapat berakibat buruk pada keuangan dan tentunya kekayaan akan berkurang dengan cepat. Jadi, bijaklah dalam berinvestasi dengan cara menekan biaya pengeluaran guna mencegah berkurangan uang dengan cepat. Jangan berinvestasi hanya untuk mengejar keuntungan saja.
6. Hanya Bergantung Pada Satu Sumber Pendapatan
Diakui, sebagian besar orang kaya memiliki lebih dari satu sumber pendapatan, sehingga ketika ada satu sumber pendapatan yang tersumbat, maka ia masih bisa mendapatkan sumber lain dari penghasilan lainnya. Hal ini cocok dengan istilah jika Anda sebaiknya tidak meletakkan semua telur dalam satu keranjang, artinya jangan hanya mengikat seluruh aset dalam satu tempat. Paling penting adalah jangan terjebak dengan gaya hidup yang salah karena terlambat sedikit saja bisa jadi mala petaka besar. Terlebih melihat ada banya masyarakat kita bisa berpotensi mengalami kebangkrutan akibat kebiasaan hedon seperti suka berbelanja, suka membeli gadget atau barang baru, atau menghabiskan waktu di tempat yang mahal. Bukanya Anda tak boleh melakukan kegiatan seperti itu, akan tetapi bijak dalam mengatur dan menggunakan pendapatan sesuai kebutuhan.
Berbicara soal cara menghindari kebangkrutan, maka berinvestasi merupakan langkah dari sekian banyak cara untuk tetap menjaga kesehatan keuangan Anda. Halo Jasa menyediakan layanan investement securities atau keamanan berinvestasi yang bisa menambah pengetahuan dan ilmu berinvestasi secara aman.
Comments
