Anda mungkin tidak asing lagi dengan film Holywood 3 idiot. Yang mana salah satu pemainnya adalah Amir Khan, film 3 idiots ini begitu memberikan pesan moral bagi penonton. Terutama kritikan terhadap sistem pendidikan yang telah lama terjadi. Apa saja pesan moral dari film 3 idiots?
Sinopsis (diambil dari blog pribadi milik Ekky Gusti Prasetya):
3 idiots menceritakan mengenai sebuah kisah persahabatan. Adalah 3 orang mahasiswa teknik mesin di India yang memulai jenjang kuliahnya berada di Nniversitas nomor 1 di Negeri India. 3 orang tersebut ialah bernama Rancho, Farhan, dan Raju. Mereka merupakan teman satu kamar di asramanya. Semenjak hari pertama menjejakkan kaki di universitas tersebut mereka bertiga sudah menjadi teman. Farhan dan Raju adalah mahasiswa biasa yang sering kali mendapat nilai pas-pasan. Berbeda dengan karakter Rancho, seorang mahasiswa yang jenius dan selalu mengaplikasikan ilmu yang telah dia dapat sebelum maupun saat dia pelajari sewaktu kuliahnya.
Mereka menjalani hidup tak hanya sebagai mahasiswa, melainkan pula memiliki ikatan persahabatan yang kuat. Sampai akhirnya dalam sebuah perjalan cerita, mereka bertemu dengan Pia. Pia adalah seorang mahasiswi kedokteran. Pia pun anak dari seorang rektor Universitas tempat ketiga sahabat ini belajar. Dari awal sang rector yang mendapat julukan virus dari para mahasiswanya. Sebab sang rektor merupakan dosen yang pintar tetapi sangat kaku, kejam, dan intolerir.
Pada sebuah kesempatan Rancho mencoba memberi kritik terhadap sistem pengajaran yang dilakukan di dalam kampus tersebut. Tentu saja Mr. Virus tidak terima dengan kritikan Rancho. Sehingga sejak itu, sang rektor yang bergelar “Virus” menjadi peran antagonis dalam film ini.
Sebuah kritik yang dilontarkan Rancho adalah bahwa universitas Imperial College Engineering memiliki sistem pendidikan yang hanya menghasilkan insinyur – insinyur pandai bicara, namun tidak bisa menghasilkan lebih. Tidak ada topik mengenai penemuan baru tiap harinya, tidak ada penemuan baru yang dihasilkannya tiap tahun. Metode pengajaran yang mengarahkan mahasiswanya untuk mendapatkan nilai sangat bagus saja, bukan keahlian menjadi utama. Mereka para calon insinyur yang belum tentu bisa mengaplikasinya ilmunya tersebut. Bahkan mungkin hanya menghasilkan lulusan yang nantinya bekerja pada perusahaan asing dengan gaji besar, tetapi tidak untuk memajukan bangsanya sendiri.
Universitas mengajarkan bagaimana mendapatkan nilai yang bagus, namun bukan mengajarkan ilmu yang aplikatif. Rancho selalu berkata pada 2 sahabatnya yakni Farhan dan Raju untuk selalu menjadi diri sendiri, serta tidak atas dasar paksaan dari orang lain. Sebab kebahagian datang saat kita menikmati setiap langkah yang kita ambil. Kesuksesan akan menjadi ekses dari langkah kita tersebut.
Dalam mengkritik sistem yang kaku di tempat kuliah mereka mengalami berbagai asam manisnya kehidupan menjadi mahasiswa. Tawa dan tangis selalu mereka lewati bersama. Pun di akhir serita mereka akhirnya lulus kuliah. Rancho menjadi mahasiswa terbaik di kampus tersebut; Farhan menjadi seorang fotografer profesional dan meninggalkan dunia teknik; Raju menjadi salah satu direktur perusahaan asing di India; satu lagi kawannya bernama Chatur yang sebelumnya tidak disebutkan menjadi seorang pengusaha sukses yang punya mobil Lamborghini.
Dari kisah film 3 idiot ada beberapa pesan moral yang dapat diambil:
- Mengkritik Sistem Belajar yang Tekstual
Sistem pendidikan tekstual pun terjadi di negeri ini. Ya selama sekolah hingga perguruan tinggi, kita dituntut untuk menghafal. Disuguhkan banyak teori, dihafalkan lalu saat ujian kita harus hafal di luar kepala.
Satu yang lupa bahwa pendidikan pasti berujung pada dunia profesi. Dan dunia profesi yang dibutuhkan adalah keahlian—bukan hanya nilai. Semisal dokter. Profesi dokter tidak hanya harus nilai tinggi pada pelajaran IPA, tetapi juga bagaimana skill dalam mendiagnosa penyakit seseorang.
Sebab profesi bukan hanya sebagai label, namun ada yang kita persembahkan bagi masyarakat.
- Tujuan Berprofesi
Dari kecil kita selalu diberi tahu bahwa tujuan dalam bekerja atau berkarir adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Memang, manusia memilki kebutuhan yang sifatnya berkembang untuk dipenuhi. Jika diambil secara garis besar, ada tiga jenis sifat kebutuhan manusia: primer, sekunder, dan tersier. Primer adalah kebutuhan fisiologis; sekunder yakni kebutuhan tempat tinggal; dan tersier ialah kebutuhan yang sifatnya mewah, seperti mobil, handphone, dan lain sebagainya. Semakin kebutuhan tersebut terpenuhi, semakin bahagia manusia. Maka, tidak heran bila standart kesuksesan karir/pekerjaan adalah materi.
Definisi umumnya karir yaitu suatu pekerjaan yang dipilih di sepanjang hidup. Contoh karir bermacam-macam, ada guru, dokter, pengusaha, polisi, wakil rakyat, de-el-el. Jika dilihat, setiap profesi pasti berhubungan dengan masyarakat. Guru dengan murid-muridnya. Dokter dengan pasien-pasiennya. Polisi dengan warga-warganya, pengusaha dengan konsumen-konsumennya. Semuanya pasti dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. Pahami bahwa suatu kelompok masyarakat akan membentuk sector-sektor di dalamnya. Ada sector politik, ekonomi, pendidikan, budaya, keluarga, dan hukum. Di mana masing-masing sector mempunyai peran dalam membentuk tatanan sistem masyarakat yang baik.
Berangkat dari kebutuhan masyarakat, maka sudah sepatutnya karir yang kita emban pun bertujuan untuk masyarakat, lingkungan sekitar. Bukan semata kebutuhan pribadi.
- Kemampuan Setiap Orang Berbeda
Kita sering menganggap bahwa orang pintar adalah yang pandai dalam pelajaran matematika atau sains. Betulkah? Tidak. Karena setiap orang punya potensi berbeda. Jadi, kita tidak bisa menyamakan kepandaian semua orang. Justeru sebaliknya, seharusnya masing-masing dapat berkolaborasi dalam mewujudkan pembangunan bangsa.