Makanan Kesehatan

Zat Aditif Makanan Yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Anak

Makanan memang mampu membantu meningkatkan metabolisme seluruh tubuh. Jika makanan yang kita konsumsi tidak memiliki nilai gisi lebih, maka dapat mengganggu keseimbangan metabolisme tubuh hingga mudah menimbulkan penyakit. Terutama jika makanan tidak sehat itu dikonsumsi oleh buah hati kita. Sangat dianjurkan bahwa anak sebaiknya tidak sembarangan dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif. Beberapa zat adiktif berbahaya dapat mempengaruhi kesehatan dan tumbuh kembangnya.

Sponsor: kezia skin expert

Orang tua harus pandai dalam memilih makanan mana yang sehat dan tidak. Salah satu cara amannya adalah menyediakan makanan sehat hasil olahan sendiri di rumah. Jika anak membaw bekal, pilih olahan praktis namun memenuhi gizinya. Misalnya memberikan buah-buahan dan sayuran sumber mineral dan vitamin, daging sumber protein dan lemak, atau biji-bijian sumber serat dan makanan sumber karbohidrat kompleks. Untuk menghindari makanan kemasan, berikut alasan orang tua harus mengetahui zat aditif dalam makanan yang sebaiknya tak dikonsumsi anak sebagai bekal bagi orang tua agar cerdas memilihkan makanan sehat kaya gizi.

Zat Aditif Makanan Yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Anak

1. Pewarna buatan

Terdapat hampir 15 juta jenis pewarna makanan digunakan di Amerika Serikat. Sedangkan di Uni Eropa, banyak makanan siap saji yang mengandung pewarna buatan dengan label peringatan. Artinya, makanan tersebut kemungkinan memiliki efek buruk bagi kesehatan anak. Bahan makana yang memiliki tekstur warna mencolok tidak disarankan dikonsumai oleh anak. Meski tak semua makanan mengandung bahan pewarna kimia. Beberapa pewarna makanan yang boleh dikonsumsi sebaiknya juga dihindari untuk si kecil.

Zat Aditif Makanan Yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Anak

2. Pemanis buatan

Makanan manis dengan kombinasi warna-warna menarik sangat membuat buah hati tertarik. Apalagi jika makanan tersebut empuk dan dibentuk menjadi beraneka ragam minuman dingin seperti es krim atau serbuk es dengan sirup. Alih-alih menghindari gula, justru banyak orang terjebak dengan pemanis buatan. Meski harganya jauh lebih murah, namun harganya tidak setimpal dengan kesehatan yang haru dibayar. Jadikanlah pemanis buatan bukan pilihan yang tepat untuk buah hati Anda, sebab pemanis buatan bisa berdampak pada bertumbuhan berat badan si kecil dan berpengaruh pada pertumbuhan bakteri di usus. Untuk mendapatkan makanan dengan rasa manis, Anda bisa sajikan beraneka ragam sayur dan buah seperti mangga, pisang, jeruk, apel atau tomat sebagai pilihan terbaik. Adapun contoh pemanis buatan antara lain sakarin, aspartam, dan siklamat.

Zat Aditif Makanan Yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Anak

3. Perasa buatan

Jajanan yang banyak dijual seperti snack sangat mustahil tidak mengandung perasa buatan. Bumbu pada snack membantu memberikan perasa seperti MSG (monosodium glutamat) yang bisa membuat anak rentan sakit tenggorokan. Bahkan mengkonsumsi MSG yang berlebihan menjadi pemicu ketidak mampuan anak dalam belajar, pemicu penyakit alzheimer, parkinson dan beberapa penyakit lain yang melibatkan kondisi otak. Untuk itu, lebih baik sajikan bumbu masakan sendiri misalnya mengganti dengan gula, garam atau bumbu dapur lain yang mampu memberi citarasa gurih pada makanan. Hindari juga snack yang mengandung tinggi natrium untuk menjaga kadar darah si kecil tetap optimal. Agar lebih aman lagi, tambahkan menu makanan buah hati dengan bahan alami seperti cengkeh, cabai, merica, pala, kunyit, laos,  bawang merah – bawang putihdan ketumbar. Perhatikan juga label kemasan jika mmberikan snack ringan pada anak. Selain MSG ada vetsin, asam cuka, benzaldehida dan juga amil asetat.

Zat Aditif Makanan Yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Anak

4. Pengawet Makanan

Makanan kemasan lebih mengutaman keawetan dengan bahan tambahan pengawet. Namun zat pengawet dalam makanan kemasan memiliki kaitan erat dengan gangguan kesehatan seperti alergi, gangguan syaraf, hingga penyakit berbahaya seperti kanker. Bahan pengawet makanan seperti butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydrozyttoluene (BHT) harus dihindari. Makanan anak seperti sosis, mie atau camilan bekal makanan anak sebaiknya dihindari atau jika terpaksa jangan terlalu sering memberikan anak bekal yang sama setiap hari. Menurut BPOM atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia, terdapat sejumlah bahan pengawet legal beredar di masyarakan kadarnya belum tentu aman di gunakan sebagai bahan tambahan makanan. Jika dikonsumsi dalam jangka waktu sangat lama akan menggangu kesehatan. Bahan pengawet termasuk benzoat, nitrit, propionat, sorbat, nitrat, dan sulfit. Sementara bahan pengawet yang dilarang keras digunakan adalah asa borat, asam salsiat, kloramfenikol, dan paling ekstrim yakni formalin atau biasa digunakan sebagai bahan untuk mengawetkan jenazah.

Zat Aditif Makanan Yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Anak

5. Lemak trans

Lemak trans ternyata tidak memiliki tingkat keamanan pasalnya minyak ini dapat meningkatkan peradangan dan menjadi masalah utama penyakit diabetes, kanker, penurunan kekebalan tubuh, jantung dan masalah reproduksi. Lemak trans biasanya ditulis dalam label kemasan dengan julukan lemak terhidrogenasi. Minyak ini biasanya digunakan untuk mengubah minyak menjadi shortening, margarin, atau minyak sayur parsial, sehingga mampu menghasilkan asam lemak trans. Akibat proses inilah, membuat minyak kehilangan manfaat kesehatannya dan justru memiliki efek merugikan. Menurut Harvard School of Public Health, lemak trans menimbulkan risiko serangan jantung, meningkatkan diabetes dan telah bertanggungjawab atas kematian sekitar 30.000 orang di Amerika per tahunnya. Lemak trank dari minyam yang terhidrigenasi mampu meningkatkan kadar atau level kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik. Bagi anak-anak, mampu mempengaruhi penglihatan. Lemak trans
banyak ditemukan dalam berbagai makanan olahan, jadi sebaiknya Anda menghindari atau meminimalisasi produk olahanan dalam bekal makanan anak seperti   roti, kue, kerupuk, sereal, dan sebagainya.

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top
$(window).load(function() { // The slider being synced must be initialized first $('.post-gallery-bot').flexslider({ animation: "slide", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, itemWidth: 80, itemMargin: 10, asNavFor: '.post-gallery-top' }); $('.post-gallery-top').flexslider({ animation: "fade", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, prevText: "<", nextText: ">", sync: ".post-gallery-bot" }); }); });